
Jakarta, 3 Juni 2025 — Universitas Indonesia (UI) kembali menegaskan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tak hanya menjunjung intelektualitas, tetapi juga nilai kemanusiaan. Dalam sebuah kebijakan monumental yang diumumkan pada awal Juni 2025, Rektor UI Prof. Heri Hermansyah mengumumkan bahwa UI resmi membebaskan biaya kuliah (UKT) bagi anak-anak dosen dan tenaga kependidikan (tendik) yang berhasil masuk UI melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Kebijakan ini berlaku mulai tahun akademik 2025/2026.
Diberikan langsung dari pimpinan tertinggi kampus dan dilaksanakan di lingkungan Universitas Indonesia, kebijakan ini menjadi kabar gembira yang menyentuh kalangan sivitas akademika UI, terutama bagi mereka yang selama ini berdedikasi penuh menjaga roda institusi tetap berputar. Mereka yang selama ini berada di balik layar—dosen yang mencurahkan ilmu, serta tendik yang menopang operasional kampus—akhirnya melihat bentuk nyata penghargaan atas pengabdian mereka: masa depan anak-anak mereka dijamin di lembaga yang sama yang selama ini mereka rawat.
Kebijakan ini bukan muncul dari ruang hampa. Prof. Heri menjelaskan, alasan di balik langkah ini adalah bentuk penghormatan UI terhadap kontribusi para dosen dan tendik, sekaligus upaya nyata untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih adil. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh menjadi beban, terutama bagi mereka yang telah membaktikan hidupnya demi keberlangsungan pendidikan itu sendiri. Seperti pohon yang kuat karena akarnya, kampus ini berdiri karena kerja kolektif mereka—dan kini pohon itu memberi buah manis bagi keluarga para pengabdi ilmu.
Proses pelaksanaan program ini dilakukan dengan cepat dan tertata. UI tengah melakukan pendataan terhadap putra-putri dosen dan tendik yang lolos UTBK 2025. Mereka akan langsung masuk dalam daftar penerima pembebasan UKT, tanpa harus melalui mekanisme beasiswa konvensional. Dengan langkah ini, UI memastikan bahwa tidak ada jeda antara pengakuan dan pelaksanaan.
Lebih dari sekadar program internal, kebijakan ini juga menandai langkah awal dari rencana jangka panjang UI: membuka akses pendidikan tinggi yang lebih luas dan inklusif. Rektor UI menyampaikan bahwa jika dana abadi UI telah mencapai Rp15 hingga Rp20 triliun, kampus akan mulai membuka kemungkinan pemberian kuliah gratis secara lebih luas, termasuk bagi masyarakat umum yang membutuhkan. UI sedang membangun fondasi keuangan jangka panjang melalui skema dana kelolaan yang diarahkan sepenuhnya untuk keberlangsungan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
UI tidak hanya mencetak lulusan cerdas, tetapi kini juga menjadi ruang tumbuh bagi keadilan dan harapan. Kampus ini memahami bahwa anak dosen dan tendik bukan hanya bagian dari keluarga UI secara administratif, melainkan bagian dari sejarah, bagian dari cerita panjang tentang perjuangan dan kesetiaan. Maka, ketika mereka kini disambut tanpa beban biaya, itu bukan sekadar kebijakan—itu adalah bentuk cinta yang kembali pada akarnya.