
Di tengah upaya pemerintah untuk menyesuaikan ukuran rumah subsidi—dari luas bangunan minimal 21 meter persegi menjadi 18 meter persegi, dan luas tanah dari 60 meter persegi menjadi 25 meter persegi—muncul pertanyaan: apakah kebijakan ini hanya soal efisiensi lahan, ataukah langkah strategis menuju pembangunan berkelanjutan?
Konsep hunian yang lebih kecil sejalan dengan prinsip “compact city” yang diterapkan dalam pembangunan rumah jabatan menteri di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga, menyatakan bahwa rumah menteri di IKN memiliki luas tanah sekitar 1.000 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 500 meter persegi, sesuai dengan konsep compact city yang menekankan efisiensi lahan dan gaya hidup berkelanjutan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga kualitas lingkungan hidup. Dalam pertemuan dengan Kapolri, beliau menyampaikan apresiasi atas dukungan Polri dalam pengawasan dan penegakan hukum lingkungan hidup, serta menekankan perlunya langkah-langkah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan, termasuk melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan .
liputan6.com
Kementerian PUPR juga menekankan pentingnya menjaga kualitas rumah subsidi. Masyarakat berpenghasilan rendah berhak mendapat rumah layak huni, oleh karena itu, penyediaan rumah subsidi harus memperhatikan kualitas bangunan dan lingkungan.
Bagi Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital dan semakin sadar akan isu lingkungan, konsep hunian yang lebih kecil dan efisien dapat menjadi pilihan yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Rumah mungil yang dirancang dengan baik, efisien energi, dan terintegrasi dengan fasilitas publik dapat menjadi solusi hunian yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat, kebijakan penyesuaian ukuran rumah subsidi dapat menjadi langkah strategis dalam mewujudkan hunian yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan bagi generasi masa depan.