Malam itu, suasana di tempat pencucian truk Tirta Abadi di jalur bypass Krian tiba-tiba berubah mencekam. Sekitar pukul 20.00 WIB, lima pekerja dilarikan ke rumah sakit usai mengalami pingsan mendadak saat membersihkan tangki truk tronton bermerek Hino yang barusan tiba dari Serang, Banten—setelah membawa muatan residu oli bekas menuju Compreng, Tuban .
Dalam hitungan detik, tiga pekerja awal—Dwiky Andika Prasetyo (23), Subai (40), dan Sulikin (57)—jatuh pingsan satu per satu: Subai yang masuk lebih dulu menyerah, lalu kedua temannya yang mencoba menolong. Kemudian, dua warga sekitar, Seniman (44) dan Mukriani (51), yang spontan masuk untuk membantu juga tumbang .
Evakuasi Tim Damkar dan BPBD Sidoarjo berjalan dramatis. Menggunakan alat pernapasan (SCBA), harness, dan alat penyelamatan lain, mereka berhasil mengeluarkan kelima korban dari dalam tangki. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Anwar Medika dan RS Yapalis Krian. Sayangnya, dua orang tewas dalam perjalanan: seorang pemuda asal Krian dan pria berusia 40 tahun dari Jember. Tiga lainnya kini kritis, lengkap dengan perawatan intensif .
Kasi Humas Polresta Sidoarjo, Iptu Tri Novi Handono, menjelaskan bahwa kemungkinan besar semua mengalami keracunan gas berbahaya yang terlepas dari sisa oli bekas di dalam tangki. Ia menekankan bahwa insiden ini merupakan kecelakaan kerja fatal akibat kurangnya pengamanan dan ventilasi saat membersihkan kendaraan yang sebelumnya membawa bahan kimia atau oli bekas.
Lebih jauh, Kapolresta Kombes Christian Tobing mendesak agar pemilik usaha cuci truk dan seluruh pihak terkait memperketat protokol keselamatan kerja. Penggunaan alat pelindung diri seperti masker gas dan penempatan tangki di area berventilasi terbaik disebut wajib, mengingat konsekuensi letupan gas residu yang bisa menyebabkan pingsan massal bahkan kematian.
Identifikasi korban mencakup rentang usia dari 23 hingga 57 tahun, berasal dari berbagai daerah seperti Krian, Jember, dan Probolinggo. Petugas kini tengah memeriksa pemilik usaha dan sopir truk sebagai saksi. Selain itu, sampel gas tangki telah dikirim ke laboratorium Polda Jatim untuk uji toksin zat kimia.
Peristiwa ini menegaskan bahwa meski tangki tampak kosong, residu bahan berbahaya yang tersisa tetap bisa membunuh jika diabaikan. Tangki yang sebelumnya dipakai membawa oli atau bahan kimia berat perlu ditangani dengan standar operasional ketat. Tanpa itu, insiden di Krian ini bisa menjadi pelajara.