Surabaya pagi ini terpantau jauh lebih lengang dibanding hari biasa. Di perempatan Taman Dayu, Jalan Raya Malang–Surabaya kendaraan hanya melintas sesekali, tanpa antrean panjang seperti biasanya . Begitu pula di Jembatan Suramadu arah Surabaya, arus lalu lintas mengalir lancar tanpa hambatan—sedikit dramatis, bak pagi biasa tanpa jam sibuk .
Sementara jalanan kosong, stasiun-stasiun KA Daop 8 Surabaya dipenuhi penumpang. Selama libur panjang Idul Adha (5–9 Juni 2025), terdata 154.276 penumpang yang berangkat atau turun di wilayah Daop 8. Di antara kereta-kereta jarak jauh, KA Airlangga relasi Surabaya–Jakarta menjadi favorit dengan tiket ludes terjual, sedangkan relasi ke Yogyakarta, Solo, dan Malang juga mencatat penjualan tinggi.
Mayoritas warga memilih meninggalkan kota untuk menikmati libur panjang empat hari. Rekomendasi destinasi teratas adalah Malang dan Kota Batu, di mana Hawai Waterpark, Malang Dreamland, dan Pantai Ngliyep menyambut wisatawan dengan wahana lengkap dan panorama alam pegunungan. Bagi yang ingin suasana lebih dekat, Kebun Binatang Surabaya optimistis menarik hingga 10.000 pengunjung per hari selama libur ini, sementara pantai Kenjeran masih menjadi tujuan keluarga yang ingin santai di tepi laut.
Di sisi lain, sejumlah warga memanfaatkan momen Idul Adha untuk “wisata kurban” di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, berfoto dengan hewan kurban dan mengenalkan makna kurban kepada anak-anak. Pemerintah kota juga mendorong kunjungan ke destinasi dalam kota seperti Jembatan Suroboyo, Jalan Tunjungan, dan Taman Bungkul, sebagai upaya pemberdayaan UMKM lokal.
Dari jalanan sepi hingga rel kereta yang padat, gambaran ini menegaskan satu hal: Idul Adha tahun ini warga Surabaya lebih memilih berkelana—entah ke kota tetangga, pulang kampung, atau sekadar mencari suasana baru—ketimbang berdiam di rumah. Jalan kota mungkin “tidak sempurna” menerjang macet, tapi rel kereta kini menjadi saksi utama pergerakan puluhan ribu jiwa di musim kurban ini.