Jakarta, Minggu (8 Juni 2025) – Suasana di Istora Gelora Bung Karno kali ini terasa lebih bergelora daripada tahun-tahun sebelumnya, ketika para pebulu tangkis terbaik dunia kembali berkumpul dalam Indonesia Open 2025. Sejarah panjang turnamen Super 1000 yang digelar PBSI sejak 1982 menambah kharisma Istora sebagai “cathedral” bulutangkis, di mana setiap lekuk kayu lapangan menyimpan kisah legendaris para juara masa lalu .
Digelar selama enam hari penuh, mulai 3 hingga 8 Juni 2025, turnamen ini menawarkan total hadiah US \$ 1,450,000 dan 12.000 poin ranking BWF bagi masing-masing pemenang nomor, menjadikannya paling bergengsi kedua setelah Kejuaraan Dunia . Lebih dari 350 atlet dari 32 negara memasuki draw 32 di lima kategori—tunggal putra/putri, ganda putra/putri, dan ganda campuran—menghadirkan perpaduan antara nama besar dunia dan talenta muda yang haus kejayaan .
Dari babak awal hingga semifinal, teknis permainan menampilkan duel taktik penuh inovasi: serangan cepat merangsek lapis pertahanan lawan, lalu transisi fluid ala gaya “tiki-taka” bulutangkis modern, di mana shuttlecock diperlakukan seperti bola antar pemain . Suporter lokal tak kalah vital; ribuan tiket ludes terjual dalam hitungan hari sebelum laga pembuka, menciptakan atmosfer riuh gaung “smash” dan sorakan dukungan yang memacu adrenalin para pemain .
Keberhasilan penyelenggaraan—mulai dari fasilitas kelas dunia di bawah kolaborasi PBSI, Kapal Api, dan BWF, hingga siaran langsung global lewat platform BWF TV dan mitra televisi—memastikan Indonesia Open 2025 bukan hanya panggung olahraga, tetapi juga ajang diplomasi olahraga dan penggerak ekonomi kreatif lokal. Menjelang kualifikasi Olimpiade, momentum ini menjadi penentu nasib peringkat dunia, sekaligus barometer kesiapan tuan rumah dalam mengorbitkan generasi juara baru.