
Elon Musk akhirnya angkat kaki dari lingkaran pemerintahan Donald Trump. Keputusan ini datang sehari setelah Musk secara terbuka mengkritik kebijakan anggaran yang dijanjikan Trump—yang katanya akan menghemat belanja negara, tapi justru dinilai Musk sebagai bentuk pemborosan terselubung.
Kritik ini bukan basa-basi. Musk mundur dari jabatan penasihat khusus di Departemen Efisiensi Pemerintahan. Dan menariknya, begitu kabar itu keluar, saham Tesla langsung melonjak 2,7%. Pasar seperti lega—karena Musk kembali fokus ke hal yang ia kuasai: inovasi, bukan politik.
Pasar saham global juga ikut naik. Indeks Nikkei Jepang dan KOSPI Korea Selatan kompak menguat. Dunia tampaknya lebih percaya pada keputusan Elon Musk daripada pada rencana ekonomi Donald Trump.
Sementara itu, emas justru turun. Biasanya logam mulia ini diburu saat kondisi tak menentu. Tapi kali ini, pasar tampaknya merasa aman. Atau mungkin, terlalu cepat merasa aman.
Bitcoin? Tidak banyak gerak. Stabil di atas US$108 ribu. Tapi sejarah sudah sering membuktikan, nama Musk dan crypto punya hubungan yang fluktuatif. Bisa saja, ini hanya tenang sebelum badai.
Pertanyaannya sekarang,
kalau sosok seberpengaruh Elon Musk saja memilih keluar dari tim Trump,
apa yang sebenarnya sedang terjadi di balik panggung kekuasaan?
Apakah janji efisiensi itu sungguh nyata?
Atau hanya kosmetik politik menjelang pemilu?
Ketika miliarder paling nyentrik di dunia memilih mundur, itu bukan sekadar aksi. Itu pesan. Dan seperti biasa, pasar membaca pesan lebih cepat daripada politisi.