
Ilustrasi Editor
Surabaya, 7 Juli 2025 — Beberapa hari terakhir, kita cukup sering membaca atau mendengar kabar soal keberhasilan polisi Surabaya mengungkap 251 kasus pencurian motor. Tentu, sebagai warga kota ini, kita patut menghargai kerja keras aparat yang siang malam menjaga keamanan.
Tapi, di balik angka itu, kita juga perlu jujur bertanya pada diri sendiri: apakah ini benar-benar prestasi? Atau justru sinyal bahwa ada yang tidak beres di sekitar kita?
Banyak yang Ditangkap, Tapi Kenapa Masih Banyak yang Mencuri?
Coba kita pikir sederhana saja. Kalau setiap minggu selalu ada pencuri motor yang tertangkap, artinya apa? Artinya, pencurian motor itu masih terus terjadi, dan bahkan cukup marak.
Bayangkan, 251 kasus dalam enam bulan itu berarti rata-rata lebih dari 1 motor dicuri setiap hari di Surabaya. Ini bukan angka kecil, ini alarm. Alarm bahwa rasa aman di kota kita sedang tidak baik-baik saja.
Akar Masalahnya Bukan Sekadar Keamanan
Kita semua tentu ingin jalanan yang aman, motor yang diparkir tidak perlu diawasi 24 jam, dan anak-anak kita bisa keluar rumah tanpa was-was. Tapi sayangnya, keamanan itu tidak berdiri sendiri. Ada faktor sosial dan ekonomi yang ikut memengaruhi.
Banyak pelaku curanmor, kalau ditelusuri, latar belakangnya adalah masalah ekonomi, pengangguran, bahkan minimnya pendidikan. Bukan berarti kita membenarkan tindakan mereka, tentu saja mencuri tetap salah. Tapi, kita juga perlu paham bahwa kriminalitas seperti ini sering kali lahir dari ketimpangan dan kesulitan hidup.
Teori sosial pun menguatkan hal ini. Salah satunya, Teori Strain yang menjelaskan bahwa ketika masyarakat punya impian hidup layak, tapi jalur legal untuk mencapainya tertutup atau sulit, sebagian orang memilih jalan pintas — sayangnya, lewat kejahatan.
Negara Harus Lebih Hadir, Bukan Sekadar Bangga dengan Penangkapan
Penangkapan 251 pelaku curanmor memang menunjukkan polisi bekerja. Tapi tugas negara tak berhenti di situ. Negara juga wajib memastikan:
- Ada kesempatan kerja yang memadai,
- Pendidikan bisa diakses semua orang,
- Harga kebutuhan pokok tetap terjangkau,
- Lingkungan sosial mendukung kehidupan yang sehat dan aman.
Selama itu belum terpenuhi, kejahatan seperti curanmor akan terus muncul. Hari ini yang tertangkap 251 orang, besok bisa muncul 251 orang berikutnya. Ini seperti menambal atap bocor, tapi pondasi rumahnya dibiarkan rapuh.
Prestasi Sebenarnya: Kalau Tidak Ada Lagi yang Terpaksa Mencuri
Kita semua tentu ingin Surabaya dikenal sebagai kota yang aman, nyaman, dan sejahtera. Tapi itu baru benar-benar tercapai kalau angka kejahatan menurun karena masyarakatnya tidak perlu lagi mencuri untuk bertahan hidup, bukan karena polisi makin banyak menangkap pelaku.
Mari kita dorong pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk lebih serius membenahi akar persoalan ini. Dan sebagai warga, kita juga bisa saling jaga, saling peduli, dan tidak tutup mata terhadap tetangga atau lingkungan yang sedang kesulitan.
Karena kota yang aman itu bukan cuma soal patroli polisi, tapi soal hadirnya keadilan dan kesejahteraan untuk semua.