PRAMBANAN — Pemerintah kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur strategis. 2 Juli 2025, Tol Klaten–Prambanan resmi dibuka. Ruas sepanjang 8,6 km ini menjadi segmen vital dari Proyek Tol Solo–Yogyakarta, dan langsung memangkas waktu tempuh dari Surabaya ke Yogyakarta hingga 2 jam lebih cepat.
Bagi pengguna jalur darat dari Jawa Timur, ini bukan kabar biasa—ini terobosan. Jalur lama yang padat, penuh persimpangan, kini digantikan dengan lajur cepat bebas hambatan. Warga yang sebelumnya butuh waktu belasan jam dari Surabaya ke Jogja, kini bisa menempuhnya lebih efisien, nyaman, dan terukur. Dari Klaten ke Prambanan cukup ditempuh dalam 10 menit saja, dari yang sebelumnya bisa setengah jam lebih.
Namun, ini bukan hanya soal kecepatan. Ini adalah soal pemerataan pembangunan, soal akses ekonomi, dan soal mendorong konektivitas antarwilayah. Jalan tol ini membuka pintu untuk pertumbuhan baru: kawasan industri, pariwisata, hingga UMKM akan merasakan dampaknya secara langsung.
Menariknya, hingga saat ini penggunaan tol masih gratis. Ya, gratis 100%. Namun pengguna tetap diwajibkan menempelkan kartu e‑tol di setiap pintu masuk dan keluar. Meski tidak ada pemotongan saldo, sistem tetap digunakan untuk pencatatan volume kendaraan dan evaluasi tarif ke depan. Pemerintah pusat bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tengah menyusun SK tarif resmi yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
Ke depan, pembangunan akan dilanjutkan ke segmen selanjutnya hingga Purwomartani. Bahkan, rest area besar bertipe A juga sedang direncanakan di wilayah Klaten, sebagai penunjang fasilitas untuk pengendara jarak jauh. Pembangunan ini tak main-main, dan dampaknya pun tak bisa diremehkan.
Tapi satu hal penting: keselamatan tetap nomor satu. Jalan baru bukan berarti bebas aturan. Ruas ini masih dalam tahap pengenalan pengguna, dan disiplin berkendara harus dijaga. Jangan jadikan kecepatan sebagai ancaman. Gunakan kesempatan ini dengan bijak.